Hello guys, whats up??? i hope that ure always in good mood, good condition and health *aminemm, tonight, i dont know why,  I'm just remembering all the memories that I leave in the Pangkalan Bun "Sweet City"
I think that its more than a slogan. Pangkalan Bun, Central Borneo is a place where i was growing up.
I'm remembering about my bedroom "Ungu Unyu" my dearest comfortable place to hibernate when I need solitude. 
and then, Ebeat "Cockroach Blue" that drive me wherever I want and bring me run away from bored situation.
I was afraid of the crowd as I was afraid to be a loner. I just want to live a life like mine, but people live the way they expect.
Other than that, I missed my beautiful Mom figure and kind but we never be able to be a friend to tell her how was my feeling. High blood disease made ​​me limit my conversation to Mama, I'm just telling good things which I think it can make her happy.

The other side, I miss my beloved lil sista, Cipan dan Tokek *hahaha (what a bad sista, right?)
Ok, before that, i want to tell you about both of my lil sista.
Cipan :*

First, my first little sister named Athifa Musyafani. I used to call her Cipan, but people called her, Fani. She is in second grade in SMAN 1 Pangkalan Bun, especially in natural science class.
She was shy and quiet. every back home, she likes to study mathematics. she is very smart to trade and start growing confidence since entering OSIS organization.
She has a dream to become a tax officer.

***


Rifa dan kakaknya yang unyu-unyu
And then, I have youngest sister, named Tharifa Farhana. I used to call her Tokek because he is very chatty as geckos in the night *LOL.
But, people called her, Rifa. She's in last grade in junior highschool, SMPN 2 Arut Selata. She wants to continue her study in SMK 2 Kasihan in Bantul regency or we know that school is SMM "Sekolah Menengah Music". She has a dream to become an art teacher especially music teacher in school.

Our Exciting Experience when We're Together

Kita bertiga memang hidup dalam beragam perbedaan, tetapi saya pikir, kita bertiga dapat bersatu dan menjadi hebat.
Contohnya saja, saat saya memutuskan untuk mencari uang saku sendiri saat duduk di bangku SMA dengan berjualan produk makanan ringan super pedas yang saat itu sedang booming dan sangat digemari para remaja di Pangkalan Bun, juga menawar-nawarkan produk kecantikan merek terkenal. Sementara itu, Fani dan Rifa membuat prakarya seperti bros jilbab, gantungan kunci, bando, jepitan rambut, dsb yang berbahan dasar kain flanel yang nantinya akan dijual sendiri oleh mereka pada siapa saja yang kita kenal.
Disisi lainnya, Fani yang begitu gigih berusaha, pada malam hari sebelum ia belajar, ia memasak agar-agar untuk dijual di kelas esok harinya yang juga dibantu oleh Mama. Ia juga berjualan pulsa elektrik.
Kalau diingat-ingat, sepertinya kami terlalu bersemangat untuk mencari uang sendiri saat itu, semua kesempatan yang ada kami manfaatkan sekali dengan baik.

Pada saat itu, saya sebagai penua diantara kita bertiga otomatis saya yang memimpin usaha kami bertiga ini.
Saya membagi tugas kepada kita bertiga, sebagai berikut :
Fani mendapatkan tugas khusus di bidang keuangan selain jadi pekerja juga karena kita bertiga memang turun tangan langsung dalam pembuatan agar-agar dan bros-bros flanel tadi. Jadi, Fani lah yang akan memplot-plotkan uang, yang mana modal, untung, atau apapun lah. Ia anak yang telaten dalam menghitung dan tentunya teliti.
Sementara saya dan Rifa yang berwatak ceroboh alias kadang tidak sabaran, kami bertugas menjadi foreground usaha ini. Mengapa saya dan Rifa yang menjajakan barang-barang dagangan tersebut ? karena, kita berdua berani berbicara di hadapan orang banyak, mungkin juga kerena kami pandai berbicara dan mempunyai channel yang cukup luas.
Keripik pedas khas Bandung saya laku keras, meskipun alat-alat kecantikan yang saya tawarkan kurang begitu banyak pembeli karena harga yang agak mahal bagi pelajar SMA saat itu. Jadi, saya selalu menawarkan produk-produk kecantikan tersebut pada guru-guru saya, teman Mama dan siapa saja yang bisa saya prospek.

Agar-agar buatan Fani juga cukup diminati terutama oleh teman-teman sekelasnya. Terlebih lagi pulsa elektrik yang bisa dibilang adalah nyawanya handphone dan telah kita ketahui bahwa pulsa itu telah menjadi makanan pokok siapa saja yang menggunakan telepon genggam.
Bros-bros rifa juga lumayan laris karena pembelinya dapat memesan model bros atau bando seperti yang mereka inginkan.

okay... do you think that my story is interesting for you ?
yippi... just be patient
waiting for the continuation of the story....................
Sincerely,
Izza "Si Aneuk Inong"
SHARE 0 comments

Add your comment

© Alfizza Murdiyono · Designed by Sahabat Hosting