Stunting, sebuah
istilah yang baru aku kenal sejak menjadi ibu, kira-kira menjelang kelahiran anak
pertamaku empat tahun yang lalu. Agak terlambat rasanya, karena tidak ada yang
pernah memberitahuku soal stunting ini dengan lebih jelas. Dokter dan bidan
tempat aku periksa kehamilan juga tidak pernah menyampaikan soal stunting
maupun pencegahannya.
Ketika anak sudah
lahir dan hampir memasuki fase MPASI, barulah aku mencari tahu lebih dalam lagi
soal stunting. Semua bermula dari omongan orang tuaku yang terus mengomentari
berat badan anakku yang dinilai kecil. Belum lagi kalau melihat anak-anak
sepantarannya yang terlihat lebih tinggi dari anakku.
Sejak pandemi
covid-19, posyandu di daerahku tutup, dan aku sekeluarga berusaha membatasi
diri untuk tidak pergi ke puskesmas selama tidak ada urgensinya. Aku dan suami
tidak memiliki latar belakang pengetahuan tentang ilmu kesehatan. Kami sempat
mengalami masa-masa stress karena khawatir dengan tinggi badan dan berat badan
anak kami yang tidak terpantau oleh petugas kesehatan.
Akhirnya yang bisa kami lakukan selama pandemi adalah dengan belajar memantau sendiri tinggi, berat dan lingkar kepala anak kami lalu mencatatkannya di buku pink, baca buku atau informasi mengenai tumbuh kembang anak dan mengikuti webinar-webinar parenting salah satunya yang membahas tentang stunting.
Sekilas Tentang
Stunting
Berdasarkan Buku Ringkasan Stunting, Stunting diartikan
sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat
kekurangan gizi kronis hingga anak terlalu pendek untuk usianya (kerdil).
Stunting
disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor
gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Kondisi stunting sangat berpengaruh
pada tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan saat dewasa. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat
mengurangi pervalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Akibat kekurangan
gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki.
![]() |
Opening Peluncuran ILM "Cegah Stunting Itu Penting" |
Mengapa Cegah Stunting Itu Penting?
Stunting masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan
serius yang dihadapi anak-anak Indonesia dan bisa mengancam masa depan
bangsa. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban stunting yang tinggi yakni 24,4 persen. Kondisi ini
menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045
karena stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan, melainkan pada
tingkat kecerdasan dan daya saing generasi penerus bangsa di masa depan. Tinggi badan hanya
tampak luarnya saja (penampilan, namun yang krusial adalah masalah kognitifnya.
Oleh sebab itu, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Bahkan pada tahun 2021 Pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Presiden No. 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan target penurunan prevalensi yang signifikan menjadi 14% pada tahun 2024.
“Kecepatan penurunan stunting yang harus dicapai berdasarkan RPJMN 2020-2024 adalah 2,6% per tahun menuju target 14% di tahun 2024. Suatu laju penurunan yang cukup menantang jika dibandingkan dengan laju penurunan di tingkat global yang hanya mencapai 0,5% pertahun selama periode 2000 hingga 2021. Kami memiliki optimisme yang besar bahwa target ini dapat tercapai bila dilakukan secara penta heliks, dengan melibatkan juga pihak swasta, perguruan tinggi, masyarakat dan media. Oleh karenanya, kami sangat mengapresiasi semua pihak yang telah secara aktif ikut serta dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan berbagai program yang telah dilakukan. Secara khusus kami juga ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Danone Indonesia yang dengan visinya ‘One Planet, One Health’ telah mendukung penguatan program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi untuk Pencegahan Stunting melalui Iklan Layanan Masyarakat “Cegah Stunting itu Penting” yang akan ditayangkan di berbagai media sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat teredukasi dan tercapainya perubahan perilaku yang menunjang percepatan penurunan stunting di Indonesia.” Jelas Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang diwakilkan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd.,
Pencegahan stunting masih menjadi
perhatian serius oleh pemerintah agar upaya untuk mempersiapkan Generasi Emas
Indonesia pada tahun 2045 tidak terhambat. Sebab, permasalahan stunting bisa
berdampak panjang bukan hanya pada kesehatan tapi juga
produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pasalnya,
dalam jangka panjang stunting menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto
(PDB) per tahun, atau sekitar lebih dari Rp 500 triliun
rupiah per tahun, dengan asumsi PDB
Indonesia tahun 2021 sebesar Rp16.970 triliun. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan, anak
yang mengalami kondisi stunting. berpeluang mendapatkan penghasilan 20 persen
lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting ketika
dewasa nanti.
Salah satu kendala
penyelanggaran percepatan pencegahan stunting adalah masih minimnya advokasi,
kampanya, dan diseminasi terkait stunting dan berbagai upaya pencegahannya.
![]() |
Pembicara Webinar "Cegah Stunting Itu Penting" |
Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Cegah Stunting Itu Penting”
Aku berkesempatan
untuk mengikuti Webinar dalam rangka Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Cegah
Stunting Itu Penting”, kolaborasi Danone Indonesia dan BKKBN untuk memperkuat
edukasi publik dalam mendukung kampanye nasional pencegahan stunting. Webinar yang
diadakan pada tanggal 25 Juli 2022 tersebut menghadirkan pembicara expert,
yakni Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C)
dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), Vice
President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, Nissa Cita Adinia, S.Sos, M.Commun., (Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas
Indonesia), Muslicha, S.Sos, M.Si, dan Dr. Sarah Angelique, MS.
Edukasi
menjadi suatu pilar penting yang dapat berperan dalam penurunan angka stunting
di Indonesia. Namun, terbatasnya sumber daya untuk advokasi dan edukasi tentang
stunting di masyarakat, masih menjadi salah satu kendala untuk mencapai
target penurunan stunting. Maka dari itu, dengan pendekatan strategi
penanganan dan pencegahan stunting melalui Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) Publik, diharapkan penyebaran infomasi dapat berjalan efektif dan
berperan penting dalam mengedukasi masyarakat. Dimana, salah satu upaya
sosialisasi yang dilakukan adalah dengan menayangkan iklan layanan masyarakat
‘Cegah Stunting itu Penting’ sebagai upaya peningkatan pemahaman melalui
edukasi dan sosialisasi mengenai upaya-upaya pencegahan sederhana yang dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat mendorong perubahan
perilaku yang berkontribusi terhadap penurunan angka stunting.
“Sebagai perusahaan yang memiliki misi membawa kesehatan melalui makanan dan minuman kepada sebanyak mungkin orang, Danone Indonesia berkomitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting. Maka dari itu, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2022, kami berkolaborasi dengan Pemerintah melalui dukungan penguatan program komunikasi, informasi dan edukasi mengenai pencegahan stunting, dengan meluncurkan iklan layanan masyarakat ‘Cegah Stunting itu Penting’. Kami berharap inisiatif ini dapat mendukung target penurunan angka stunting di Indonesia dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami tentang pencegahan stunting.” Ungkap ibu Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia
Iklan layanan masyarakat tersebut merupakan media edukasi
melalui video yang berisi 6 (enam) pesan kunci untuk pencegahan stunting.
Enam pesan kunci di dalam Iklan layanan masyarakat tersebut adalah sebagai
berikut
- Minum tablet tambah darah setiap hari;
- Ikuti kelas Ibu hamil biar janin sehat;
- Cukup ASI saja sampai usia 6 bulan;
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir;
- Pakai Jamban Sehat;
- Rutin ke Posyandu setiap bulan
Materi video iklan layanan masyarakat tersebut saat ini telah
siap untuk ditayangkan dan disebarluaskan ke masyarakat luas melalui media elektronik, kanal digital, dan media
sosial, sebagai bentuk edukasi publik untuk tujuan pembangunan perubahan
perilaku.
“Iklan layanan masyarakat, dalam berbagai formatnya saat ini, adalah alat efektif dalam menjangkau masyarakat luas, untuk meningkatkan kesadaran (awareness) publik tentang isu stunting dan mengedukasi perilaku kunci tang berpengaruh dalam mencegah stunting. Saya senang sudah ada kedua figur orang tua atau ayah Ibu yang digambarkan ada dalam iklan layanan. Ini berarti juga menunjukkan pencegahan stunting dari rumah bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan atau sang Ibu saja. Hal-hal seperti ini, penting ditampilkan. Semoga iklan ini mampu mengedukasi kebiasaan-kebiasaan mudah yang selayaknya bisa dilakukan dari rumah untuk mencegah resiko stunting.” Nissa Cita Adinia, S.Sos, M.Commun., Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
Selain
dalam inisiatif edukasi melalui layanan masyarakat, Danone Indonesia juga
memiliki program berbasis multistakeholders ‘Bersama Cegah Stunting’ sejak
tahun 2003 yang
telah menjangkau lebih dari 1 juta penerima manfaat. Program ini mengintegrasikan
intervensi spesifik dan sensitive dengan memfasilitasi koordinasi, identifikasi,
dan informasi terkait lokasi stunting, pemberdayaan dan penyuluhan, penelitian,
serta pemantauan dan evaluasi maupun aspek edukasi masyarakat. Upaya edukasi
yang kami lakukan melalui edukasi tentang pentingnya gizi seimbang pada program
Isi Piringku, meningkatkan kebiasaan minum air putih 7-8 gelas dalam program
Ayo Minum Air (AMIR), edukasi anemia untuk memutus mata rantai stunting pada
remaja di bawah Generasi Sehat Indonesia (GESID) dengan target yakni edukasi
untuk anak remaja. Kami juga memberikan akses air bersih dan penyehatan
lingkungan serta pendidikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat
melalui Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene (WASH).
Sebagai seorang ibu atau orang tua dari generasi penerus bangsa, aku sangat peduli akan masa depan bangsa Indonesia. tentunya harapanku adalah agar Indonesia di masa depan dipimpin dan dijalankan oleh generasi sehat, kuat tangguh, cerdas serta humanis. Untuk mencapai harapan tersebut, kita, orang tua dapat memulainya dari memberikan nutrisi terbaik bagi diri dan juga anak-anak agar anak-anak yang lahir bebas stunting. Kita juga bisa turut andil dalam menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan stunting melalui iklan layanan masyarakat (ILM) "Cegah Stunting Itu Penting" pada berbagai platform komunikasi yang kita punya, seperti Whats app grup keluarga, tetangga, dst, Instagram, Twitter, Youtube dan juga narablog. Semoga bermanfaat, ciao!
Sumber:
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Badan
Pusat Statistik. 2022.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 2017. 100
Kabupaten Prioritas untuk Intervensi Anak KErdil (stunting), Ringkasan
Add your comment