![]() |
Anak saya dan teman sebayanya sedang bercengkrama membaca buku bersama (dok. Pribadi) |
Pada awal masa transisi, masa-masa di mana pemerintah berangsur melonggarkan mobilitas masyarakat pasca pandemi, aku membawa anakku bermain di playground (taman bermain anak). Sesampainya di playground, anakku diam saja, memeluk kakiku dan seperti bersembunyi dari anak-anak lain yang sedang bermain di sana.
Sejak awal tahun 2020,
pandemi Covid-19 merebak di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di
Indonesia. Pembatasan fisik dan sosial diterapkan demi mengurangi laju
penularan virus tersebut. Kehidupan mendadak berubah 180* baik secara fisik,
mental, sosial dan emosional. Perubahan drastis ini menyebabkan masalah
kesehatan, memengaruhi mental, emosional dan tubuh kembang anak-anak. Anak-anak usia dini telah banyak kehilangan
momen interaksi dengan lingkungan sosialnya akibat “terkurung” di rumah saja
dalam kurun waktu yang lama. Oleh sebab itu, sebagai orang tua, aku dan suami
merasa punya PR besar agar bisa menjalankan peran pengasuhan dengan baik dan
menjadi jembatan bagi anak untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang
dihadapi dalam masa transisi.
Berbagai upaya aku dan
suami lakukan demi menjaga kestabilan emosional agar dapat mendampingi tumbuh
kembang Azura, anak kami yang kini berusia 4 tahun. Salah satunya, kami tak
pernah lelah untuk mengedukasi diri dengan mengikuti webinar-webinar parenting.
![]() |
Para Narasumber Bincang Gizi 2022 (zoom: Nutrisi Bangsa, Danone SN Indoensia) |
Acara webinar yang
berlangsung pada hari Rabu, 28 Juni 2022 tersebut berlangsung melalui Zoom dan
disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Nutrisi Bangsa. Bapak Arif
Mujahidin, Corporate Communications Danone Indonesia, membuka webinar dan
memberi kata sambutan. Beliau menyampaikan
bahwa momen transisi ini menjadi kesempatan baik untuk mengasah dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak, utamanya dalam perkembangan sosial
emosionalnya. Pak Arif juga berpesan agar orang dewasa (dalam hal ini orang tua) agar
membantu anak-anak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebab anak-anak usia masih rentan dan bergantung pada
orang dewasa. Anak membutuhkan
lingkungan terdekatnya untuk merangsang dan memberikan kesempatan tumbuh kembang
yang optimal.
“Sebagai perusahaan yang ramah keluarga, kami (Danone Indonesia) juga memberikan dukungan kepada para orang tua agar si Kecil dapat tumbuh optimal melalui pemberian cuti melahirkan bagi karyawan kami yakni cuti 6 bulan bagi ibu dan 10 hari bagi ayah. Kami juga secara aktif memberikan edukasi seputar kesehatan dan nutrisi untuk publik seperti halnya dalam Bicara Gizi hari ini. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kolaborasi orang tua untuk dapat memberikan stimulus yang tepat agar mencapai keberhasilan dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak.” imbuhnya.
Aku pernah mendapatkan
kesempatan untuk mengeksplorasi kantor baru Danone Indonesia. Videonya sudah
aku unggah di Youtube, silakan mampir. Jadi, di kantor danone yang hi-tech
tersebut dilengkapi dengan ruang menyusui yang nyaman dan fasilitas memadai
untuk mendukung ibu-ibu pekerja agar tetap dapat memberikan ASI ekslusif selama
6 bulan hingga 2 tahun. Fasilitas yang disediakan antara lain, bilik-bilik
menyusui dengan sofa empuk dan meja, alat sterilisasi botol, kulkas, dispenser
air mineral AQUA dan wastafel.
Selanjutnya,
narasumber yang dihadirkan mewakili BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS, Direktur Bina
Keluarga Balita dan Anak BKKBN, mengingatkan kepada kita mengenai keluarga dan
fungsinya. BKKBN merupakan inisiator Hari Keluarga Nasional (Harganas) sejak tahun
1949 melalui Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai penggagasnya.
![]() |
dr. Irma saat menyampaikan pemaparannya via Zoom |
- Fungsi Keagamaan; orang tua jadi panutan dalam ibadah maupun perilaku
- Fungsi Sosial Budaya; orang tua menjadi contoh dalam bertutur kata, bersikap dan bertindak
- Fungsi Cinta Kasih; orang tua wajib memberi kasih sayang agar cinta kasih bersemi dalam keluarga
- Fungsi Perlindungan; orang tua menumbuhkan rasa aman, nyaman dan kehangatan
- Fungsi Reproduksi; bersepakat mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran serta kesehatan reproduksi
- Fungsi Sosial dan Pendidikan; orang tua mendorong agar anaknya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar serta mengenyam pendidikan
- Fungsi Ekonomi; orang tua harus bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Fungsi Pembinaan Lingkungan; keluarga berperan dalam memelihara lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik (alam) maupun sosial (interaksi dengan masyarakat)
Berdasarkan survei BKKBN, selama pandemi
COVID-19 sebanyak 71,5% pasangan suami istri telah melakukan pola pengasuhan
kolaboratif, 21,7% menyebutkan istri dominan, dan 5,8% hanya istri saja. Di sisi lain, data
UNICEF menyebutkan bahwa selama pandemi orang tua mengalami tingkat stress
dan depresi yang lebih tinggi, serta menilai pengasuhan anak di rumah saja
memiliki risiko tersendiri. Kondisi ini sangat mungkin menghambat kemampuan
orang tua untuk mengatasi emosi dan kebutuhan psikologis anak.
Pada webinar Bicara Gizi 2022, dr. Irma juga menjelaskan bahwa gaya pengasuhan memengaruhi perkembangan kognitif, emosional dan sosial anak. Pengasuhan bersama menekankan komunikasi, negosiasi, kompromi, dan pendekatan inklusif untuk pengambilan keputusan dan pembagian peran keluarga, bukan otoriter.
“Pengasuhan bersama antara ayah dan ibu menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak mereka. Peran orang tua yang tepat dalam memberikan dorongan, dukungan, nutrisi, dan akses ke aktivitas untuk membantu anak memenuhi milestone aspek perkembangan merupakan hal yang penting. Dalam konteks percepatan penurunan stunting, pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan psiko-sosial sejak janin sampai dengan anak usia 23 bulan. Peran Tim Pendamping Keluarga menjadi krusial untuk mendampingi keluarga berisiko stunting dalam pemberian informasi pengasuhan di Bina Keluarga Balita. Pola asuh yang tepat dari orangtua dinilai mampu membentuk anak yang hebat dan berkualitas di masa depan.” Terang dr. Irma
Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak, Dr. dr. Bernie
Endyarnie Medise, Sp. A(K), MPH, menjelaskan bahwa aspek sosial emosional
sangat pentihg bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing
di fase kehidupan selanjutnya, sejak remaja hingga lanjut usia. Oleh karena itu, penting bagi
orangtua untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan sosial
emosional anak khususnya di masa transisi pasca pandemi saat ini.
Seperti
halnya orang dewasa, anak-anak juga mengalami kebingungan dan tuntutan untuk
beradaptasi menghadapi perubahan ruang dan rutinitas baru dari masa pandemi (masa
dimana semua kontak dan interaksi dibatasi) menuju masa normal baru (new
normal; berangsur-angsur kembali bebas walau masih terbatasi oleh protokol
kesehatan). Kembali menjalani kehidupan dan interaksi sosial dapat meningkatkan
masalah sosial-emosional yang dampaknya bisa berbeda tergantung pada usia anak
dan dukungan dari lingkungannya. Gangguan perkembangan emosi dan sosial dapat memengaruhi terjadinya masalah
kesehatan di masa dewasa, seperti ganguan kognitif, depresi dan potensi
penyakit tidak menular.
![]() |
Hubungan pencernaan sehat dengan otak |
“Agar anak-anak dapat beradaptasi kembali dengan normal, memiliki keterampilan sosial-emosional yang memadai, serta memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka orang tua perlu memantau perkembangan sosial emosional anak secara berkala serta memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat.” ungkap dr. Bernie.
![]() |
Slide pemaran dr. Bernie |
Nutrisi Bangsa juga menghadirkan seorang ibu
inspiratif, Founder Joyful Parenting 101, Cici Desri, berbagi cerita tentang
pengalamannya saat membersamai si Kecil menghadapi transisi untuk kembali
berinteraksi dengan lingkungan sosial. Ibu Cici menceritakan bahwa selama
hampir dua tahun, ia melihat banyak tantanghan yang dihadapi anaknya untuk kembali
bersosialisasi dengan dunia luar. Proses adaptasi tidak selalu berjalan mudah. Terkadang
anaknya merasa frustasi saat harus bertemu dengan orang baru atau saat beraktivitas
dan berinteraksi dengan banyak orang. Menghadapi hal tersebut, Ibu Cici dan suami
kemudian mengambil bagian dalam pengasuhan dan memperkuat keterlibatan dengan si
Kecil terlebih pada fase transisi ini.
![]() |
Ibu Cici Desri |
“Kami memahami bahwa fase membangun hubungan baru merupakan sebuah keterampilan. Si Kecil dapat menguasainya dengan dukungan yang tepat, terutama dari keluarga. Melalui interaksi sosial secara tatap muka langsung, si Kecil mampu menumbuhkan rasa kepercayaan baru dan merasakan kenyamanan berada di lingkungan barunya. Dengan begitu, saya yakin si Kecil bisa tumbuh menjadi anak hebat yang pintar, berani, dan memiliki empati tinggi,” tutup Cici.
Penjelasan para narasumber membuatku belajar agar menjadi orang tua yang lebih peduli terhadap kebutuhan anak. aku ingin bersama-sama dengan suami menjalankan pola pengasuhan kolaboratif agar anakku tumbuh menjadi anak yang stabil secara sosial emosional dan cerdas. Terlebih kedepannya tantangan untuk generasi muda bangsa Indonesia pasti besar dan berat. Oleh sebab itu, ilmu dari dr. Irma, dr. Bernie dan pengalaman dari ibu-ibu yang lebih senior bisa diambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan pengasuhan agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang tak hanya pintar akademik tapi juga tangguh mentalitasnya, adaptif, berani, memiliki empati tinggi dan sehat fisiknya.
Danone SN Indonesia sebagai perusahaan ramah keluarga juga selalu mendukung perkembangan kesehatan ibu dan anak dengan menghadirkan berbagai produk bergizi melalui kegiatan riset dan pengembangan produk yang inovatif seperti SGM Eksplor, SGM Bunda, Lactamil, Bebelac, Nutrilon Royal, dan nutrisi medis khusus. Selain dengan produk bernutrisi, Danone SN Indonesia juga melakukan upaya mengatasi masalah kesehatan melalui berbagai kegiatan edukasi tentang pentingnya gizi dan kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah melalui Program Bicara Gizi, Program Pencegahan Stunting, Isi Piringku, Bunda Mengajar, dan Rumah Bunda Sehat.
Semoga bermanfaat, terima kasih.
#BicaraGizi2022 #HariKeluargaNasional2022
Programnya Danone makin keren aja yaa. Semakin peduli dengan tumbuh kembang anak anak. Seru banget materinya juga 😍
BalasHapusWah keren banget yah programnya Danone, peduli banget dengan tumbuh kembang anak. Materi webinarnya juga bermanfaat dan sangat menginspirasi. Tulisan mom Alfizza ini juga lengkap informasinya. Makasih ya mom.. 😍
BalasHapusDanone ini udah produknya bagus, sering ada webinar yg bermanfaat buat moms pula. Keren sih
BalasHapus