Hi, teman-teman. Kharisma Tentara Nasional Indonesia (TNI) memang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Ada stereotipe dalam hal percintaan yang berkembang di masyarakat, yang mana anggota TNI biasanya berjodoh dengan tenaga kesehatan, entah itu dokter, perawat atau bidan. Kisah percintaan anatara tentara dan tenaga kesehatan pula lah yang menjadi inspirasi bagi para pembuat film maupun sinteron dalam dan luar negeri.

Poster Promo Sinetron Bintang Samudera ANTV
Poster Promo Sinetron Bintang Samudera ANTV

Kerjasama ANTV, Verona Picture dan TNI AL Hadirkan Sinetron "Bintang Samudera"

Sebelumnya aku ingin bertanya, apa sih yang kamu ketahui tentang TNI Angkatan Laut? Mungkin banyak dari kita yang tidak tahu seluk-beluk kehidupan salah satu cabang tingkatan perang Tentara Nasional Indonesia yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan Negara Republik Indonesia di laut. Berbeda dengan TNI Angkatan Darat yang mungkin sering terlihat, TNI AL kurang terlihat di mata awam karena tugasnya lebih banyak di laut lepas untuk menjaga kedaulatan NKRI. Oleh sebab itu, ANTV berinisiatif menghadirkan sinetron keren berjudul “Bintang Samudera” yang terinspirasi dari kehidupan prajurit TNI Angkatan Laut lengkap beserta bumbu-bumbu drama kehidupan dan percintaannya.

Sebagi penikmat sinetron dan perfilman Indonesia, jujur saja aku belum pernah menonton film maupun sinetron yang mengangkat tema atau berlatar belakang kehidupan prajurit Tentara Angkatan Laut. Sinetron “Bintang Samudera” merupakan hasil kerjasama antara ANTV, Verona Picture, dan TNI Angkatan Laut Indonesia yang diresmikan pada hari Senin, 29 Agustus 2022 di KRI Banda Aceh – 593. Episode pertama sinetron “Bintang Samudera” akan tayang pada Senin, 19 September 2022. 

Media sosial, di awal kemunculannya hadir sebagai salah satu produk teknologi yang digunakan orang untuk sekadar saling terhubung dan berbagi momen dengan teman maupun keluarga. Saat ini media sosial tak hanya berfungsi sebagai wadah bersosialisasi, namun juga menjadi media pemasaran, hiburan, pendidikan dan juga berbagi infomasi terkini dari berbagai belahan dunia. Konten-konten yang tersebar di media sosial dihasilkan atau diproduksi oleh mereka yang disebut content creator (pembuat konten).

Sekarang, media sosial sudah banyak ragamnya, ada Instagram, Twitter yang mulai populer lagi, Youtube, TikTok, Whatsapp, dan sebagainya. Content creator pun kini menjadi profesi yang diidamkan anak-anak Indonesia karena dianggap dapat membuat mereka menjadi orang terkenal secara instan dan juga meraup kekayaan serta kekuatan dari dukungan para fans (fanatik). Namun ironisnya, banyak anak muda yang terjebak dalam pemikiran serba instan itu berlomba-lomba menciptakan -yang mereka sebut- karya yang justru kaya sensasi minim esensi.

KIAT Membuat Konten Menarik Terkait Isu Keberlanjutan Lingkungan dan Masyarakat
KIAT Membuat Konten Menarik Terkait Isu Keberlanjutan Lingkungan dan Masyarakat

Bicara soal konten itu seperti nggak ada habisnya, sangat dinamis. Selama terjun di dunia perkontenan, aku sih belum pernah merasakan yang namanya viral atau masuk fyp, hehe. Makanya  nih, waktu Danone ngadain event online Danone Community Engagement Day 2022 bertajuk "KIAT (Kelas Intensif Membuat Konten)". aku gercep daftar. Apalagi, narasumbernya Gerald Vincent, seorang konten kreator yang videonya sering viral di TikTok. Oh iya, FYI, konten-kontennya kak Gerald yang viral itu bukan konten joget-joget, melainkan konten edukasi. Mantap!

Air merupakan kebutuhan esensial dalam keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga ketersediaan dan melestarikan sumberdaya air agar tetap layak digunakan tentu dibutuhkan kolaborasi multipihak dalam pengelolaannya. Oleh sebab itu, aku ingin sekali membagikan informasi penting yang aku dapatkan saat mengikuti kegiatan Lokakarya Pengelolaan Terpadu DAS Rejoso melalui Investasi Bersama Sumberdaya Air pada tanggal 25 agustus 2022 di J.S. Luwansa, Jakarta.

Ada baiknya jika kita mengenal lokasi DAS Rejoso itu berada, yakni di Kabupaten Pasuruan. Kabupaten Pasuruan terletak di Provinsi Jawa Timur yang sebelah utara berbatasan dengan Kota Pasuruan, Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo, sebelah selatan dibatasi oleh Kab. Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Mojokerto dan Kota Batu, serta sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Probolinggo. 

Kabupaten Pasuruan memiliki potensi air yang melimpah. Air yang berasal dari mata air dan tampungan air hujan di punggung-punggung gunung mengalir melalui sungai-sungai kecil hingga bermuara ke sungai besar hingga membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS terdiri dari subsistem hulu, tengah dan hilir.

Citra satelit DAS Rejoso bagian hulu
Citra satelit DAS Rejoso bagian hulu (doc. Tim ICRAF)

Sejak boomingnya aplikasi TikTok, musik koplo semakin naik daun. Apapun jenis musiknya, kalau di-remix atau dibikin koplo dengan apik pasti hits, bikin ingin joged dan video yang diunggah mendulang banyak penonton. Musik koplo yang awalnya menjadi selera lokal masyarakat menengah ke bawah di pantai utara Jawa Timur kini menjadi selera nasional, bahkan mungkin juga digandrungi netizen internasional. Saking besarnya animo masyarakat terhadap musik koplo, ANTV dan RANS Entertainment mengadakan ajang pencarian bakat KOPLO SUPERSTAR pertama dan terbesar di Indonesia, lho. WOW!

Lalu, bagaimana sih asal usul musik koplo dan perkembangannya bisa sampai sepopuler sekarang?

Koplo Superstar ANTV
Aku di ruang transit peserta audisi Koplo Superstar

Saat kuliah aku merantau dan tinggal di wilayah Pantura Jawa Tengah. Hampir setiap pagi ibu kos selalu memutar lagu-lagu dangdut dengan lirik unik, agak nyeleneh tapi musiknya berhasil mengundang siapapun yang mendengar untuk bergoyang. Belakangan aku ketahui musik dangdut tersebut merupakan ‘dangdut koplo’.

Stunting, sebuah istilah yang baru aku kenal sejak menjadi ibu, kira-kira menjelang kelahiran anak pertamaku empat tahun yang lalu. Agak terlambat rasanya, karena tidak ada yang pernah memberitahuku soal stunting ini dengan lebih jelas. Dokter dan bidan tempat aku periksa kehamilan juga tidak pernah menyampaikan soal stunting maupun pencegahannya.

Ketika anak sudah lahir dan hampir memasuki fase MPASI, barulah aku mencari tahu lebih dalam lagi soal stunting. Semua bermula dari omongan orang tuaku yang terus mengomentari berat badan anakku yang dinilai kecil. Belum lagi kalau melihat anak-anak sepantarannya yang terlihat lebih tinggi dari anakku.

Sejak pandemi covid-19, posyandu di daerahku tutup, dan aku sekeluarga berusaha membatasi diri untuk tidak pergi ke puskesmas selama tidak ada urgensinya. Aku dan suami tidak memiliki latar belakang pengetahuan tentang ilmu kesehatan. Kami sempat mengalami masa-masa stress karena khawatir dengan tinggi badan dan berat badan anak kami yang tidak terpantau oleh petugas kesehatan.

Akhirnya yang bisa kami lakukan selama pandemi adalah dengan belajar memantau sendiri tinggi, berat dan lingkar kepala anak kami lalu mencatatkannya di buku pink, baca buku atau informasi mengenai tumbuh kembang anak dan mengikuti webinar-webinar parenting salah satunya yang membahas tentang stunting.

Euforia kembali ke sekolah pada tahun ajaran baru kali ini terasa berbeda. Pasalnya sudah dua tahun anak-anak sekolah menimba ilmu di rumah saja akibat pandemic Covid-19. Mereka tidak dapat bercengkrama dengan teman sebaya dan juga berinteraksi langsung dengan gurunya. Akhirnya, pertengahan 2022, pemerintah kembali mengizinkan sekolah tatap muka diadakan kembali dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan.

Interlac Vitamin D3 jaga imun tubuh anak
Interlac +VitaminD3 bantu jaga imun tubuh anak

Setelah beradaptasi dengan masa transisi dari pandemik menuju new normal, anak-anak harus beradaptasi lagi dengan masa #BackToSchool (kembali ke sekolah) dalam suasana yang bisa dikatakan belum 100% bebas dari virus. Berikut tips yang bisa Moms upayakan agar anak kembali sekolah tatap muka dengan aman dan nyaman;

Anak membaca buku bersama
Anak saya dan teman sebayanya sedang bercengkrama membaca buku bersama (dok. Pribadi) 
Pada awal masa transisi, masa-masa di mana pemerintah berangsur melonggarkan mobilitas masyarakat pasca pandemi, aku membawa anakku bermain di playground (taman bermain anak). Sesampainya di playground, anakku diam saja, memeluk kakiku dan seperti bersembunyi dari anak-anak lain yang sedang bermain di sana.

Sejak awal tahun 2020, pandemi Covid-19 merebak di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Pembatasan fisik dan sosial diterapkan demi mengurangi laju penularan virus tersebut. Kehidupan mendadak berubah 180* baik secara fisik, mental, sosial dan emosional. Perubahan drastis ini menyebabkan masalah kesehatan, memengaruhi mental, emosional dan tubuh kembang anak-anak.  Anak-anak usia dini telah banyak kehilangan momen interaksi dengan lingkungan sosialnya akibat “terkurung” di rumah saja dalam kurun waktu yang lama. Oleh sebab itu, sebagai orang tua, aku dan suami merasa punya PR besar agar bisa menjalankan peran pengasuhan dengan baik dan menjadi jembatan bagi anak untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang dihadapi dalam masa transisi.

Berbagai upaya aku dan suami lakukan demi menjaga kestabilan emosional agar dapat mendampingi tumbuh kembang Azura, anak kami yang kini berusia 4 tahun. Salah satunya, kami tak pernah lelah untuk mengedukasi diri dengan mengikuti webinar-webinar parenting.

Para Narasumber Bincang Gizi 2022 Danone Indoensia
Para Narasumber Bincang Gizi 2022 (zoom: Nutrisi Bangsa, Danone SN Indoensia)
Aku beruntung sekali dapat mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia dalam menyambut Hari Keluarga Nasional 29 Juni, dengan tema Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi. Pembicara pada webinar tersebut antara lain; dr. Irma Ardiana, MAPS (Direktur Bina Keluarga, Balita dan Anak, BKKBN); DR. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp. A (K), MPH. (Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak); dan Ibu Inspiratif Founder Joyful Parenting 101, Cici Desri.

Acara webinar yang berlangsung pada hari Rabu, 28 Juni 2022 tersebut berlangsung melalui Zoom dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Nutrisi Bangsa. Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communications Danone Indonesia, membuka webinar dan memberi kata sambutan. Beliau  menyampaikan bahwa momen transisi ini menjadi kesempatan baik untuk mengasah dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, utamanya dalam perkembangan sosial emosionalnya. Pak Arif juga berpesan agar orang dewasa (dalam hal ini orang tua) agar membantu anak-anak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebab anak-anak usia masih rentan dan bergantung pada orang dewasa. Anak membutuhkan lingkungan terdekatnya untuk merangsang dan memberikan kesempatan tumbuh kembang yang optimal.

“Sebagai perusahaan yang ramah keluarga, kami (Danone Indonesia) juga memberikan dukungan kepada para orang tua agar si Kecil dapat tumbuh optimal melalui pemberian cuti melahirkan bagi karyawan kami yakni cuti 6 bulan bagi ibu dan 10 hari bagi ayah. Kami juga secara aktif memberikan edukasi seputar kesehatan dan nutrisi untuk publik seperti halnya dalam Bicara Gizi hari ini. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kolaborasi orang tua untuk dapat memberikan stimulus yang tepat agar mencapai keberhasilan dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak.” imbuhnya.

Aku pernah mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi kantor baru Danone Indonesia. Videonya sudah aku unggah di Youtube, silakan mampir. Jadi, di kantor danone yang hi-tech tersebut dilengkapi dengan ruang menyusui yang nyaman dan fasilitas memadai untuk mendukung ibu-ibu pekerja agar tetap dapat memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan hingga 2 tahun. Fasilitas yang disediakan antara lain, bilik-bilik menyusui dengan sofa empuk dan meja, alat sterilisasi botol, kulkas, dispenser air mineral AQUA dan wastafel.

Selanjutnya, narasumber yang dihadirkan mewakili BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, mengingatkan kepada kita mengenai keluarga dan fungsinya. BKKBN merupakan inisiator Hari Keluarga Nasional (Harganas) sejak tahun 1949 melalui Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai penggagasnya.

dr. Irma saat menyampaikan pemaparannya via Zoom
dr. Irma menekankan agar orang tua perlu memahami 8 fungsi keluarga  menurut BKKBN, yakni antara lain;

  1. Fungsi Keagamaan; orang tua jadi panutan dalam ibadah maupun perilaku
  2. Fungsi Sosial Budaya; orang tua menjadi contoh dalam bertutur kata, bersikap dan bertindak
  3. Fungsi Cinta Kasih; orang tua wajib memberi kasih sayang agar cinta kasih bersemi dalam keluarga
  4. Fungsi Perlindungan; orang tua menumbuhkan rasa aman, nyaman dan kehangatan
  5. Fungsi Reproduksi; bersepakat mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran serta kesehatan reproduksi
  6. Fungsi Sosial dan Pendidikan; orang tua mendorong agar anaknya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar serta mengenyam pendidikan
  7. Fungsi Ekonomi; orang tua harus bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga
  8. Fungsi Pembinaan Lingkungan; keluarga berperan dalam memelihara lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik (alam) maupun sosial (interaksi dengan masyarakat)

Berdasarkan survei BKKBN, selama pandemi COVID-19 sebanyak 71,5% pasangan suami istri telah melakukan pola pengasuhan kolaboratif, 21,7% menyebutkan istri dominan, dan 5,8% hanya istri saja. Di sisi lain, data UNICEF menyebutkan bahwa selama pandemi orang tua mengalami tingkat stress dan depresi yang lebih tinggi, serta menilai pengasuhan anak di rumah saja memiliki risiko tersendiri. Kondisi ini sangat mungkin menghambat kemampuan orang tua untuk mengatasi emosi dan kebutuhan psikologis anak.

Pada webinar Bicara Gizi 2022, dr. Irma juga menjelaskan bahwa gaya pengasuhan memengaruhi perkembangan kognitif, emosional dan sosial anak. Pengasuhan bersama menekankan komunikasi, negosiasi, kompromi, dan pendekatan inklusif untuk pengambilan keputusan dan pembagian peran keluarga, bukan otoriter.

“Pengasuhan bersama antara ayah dan ibu menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak mereka. Peran orang tua yang tepat dalam memberikan dorongan, dukungan, nutrisi, dan akses ke aktivitas untuk membantu anak memenuhi milestone aspek perkembangan merupakan hal yang penting. Dalam konteks percepatan penurunan stunting, pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan psiko-sosial sejak janin sampai dengan anak usia 23 bulan. Peran Tim Pendamping Keluarga menjadi krusial untuk mendampingi keluarga berisiko stunting dalam pemberian informasi pengasuhan di Bina Keluarga Balita. Pola asuh yang tepat dari orangtua dinilai mampu membentuk anak yang hebat dan berkualitas di masa depan.” Terang dr. Irma

Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak, Dr. dr. Bernie Endyarnie Medise, Sp. A(K), MPH, menjelaskan bahwa aspek sosial emosional sangat pentihg bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing di fase kehidupan selanjutnya, sejak remaja hingga lanjut usia. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan sosial emosional anak khususnya di masa transisi pasca pandemi saat ini.

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga mengalami kebingungan dan tuntutan untuk beradaptasi menghadapi perubahan ruang dan rutinitas baru dari masa pandemi (masa dimana semua kontak dan interaksi dibatasi) menuju masa normal baru (new normal; berangsur-angsur kembali bebas walau masih terbatasi oleh protokol kesehatan). Kembali menjalani kehidupan dan interaksi sosial dapat meningkatkan masalah sosial-emosional yang dampaknya bisa berbeda tergantung pada usia anak dan dukungan dari lingkungannya. Gangguan perkembangan emosi dan  sosial dapat memengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa, seperti ganguan kognitif, depresi dan potensi penyakit tidak menular.

Hubungan pencernaan sehat dengan otak
Dokter Bernie menyebutkan fakta bahwa perkembangan emosi dan sosial berkaitan erat dengan kecerdasan otak dan sistem pencernaan yang sehat. Ketiganya saling terkait dan berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak hebat.

“Agar anak-anak dapat beradaptasi kembali dengan normal, memiliki keterampilan sosial-emosional yang memadai, serta memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka orang tua perlu memantau perkembangan sosial emosional anak secara berkala serta memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat.” ungkap dr. Bernie.

Slide pemaran dr. Bernie
Sampai di sini aku paham, bahwa perut (sistem pencernaan) adalah otak kedua manusia sebab kalau sistem pencernaan terganggu pasti kinerja tubuh juga terganggu. Moms pernah nggak sih mengalami kalau lagi lapar atau lupa sarapan, emosi jadi terganggu, bawaannya crancky aja? Nah, anak juga begitu, Moms. Kalau nutrisinya tidak terpenuhi dengan baik pasti mereka sulit menerima stimulasi, lebih emosional dan tidak semangat menjalani kegiatan sehari-hari.

Nutrisi Bangsa juga menghadirkan seorang ibu inspiratif, Founder Joyful Parenting 101, Cici Desri, berbagi cerita tentang pengalamannya saat membersamai si Kecil menghadapi transisi untuk kembali berinteraksi dengan lingkungan sosial. Ibu Cici menceritakan bahwa selama hampir dua tahun, ia melihat banyak tantanghan yang dihadapi anaknya untuk kembali bersosialisasi dengan dunia luar. Proses adaptasi tidak selalu berjalan mudah. Terkadang anaknya merasa frustasi saat harus bertemu dengan orang baru atau saat beraktivitas dan berinteraksi dengan banyak orang. Menghadapi hal tersebut, Ibu Cici dan suami kemudian mengambil bagian dalam pengasuhan dan memperkuat keterlibatan dengan si Kecil terlebih pada fase transisi ini.

Ibu Cici Desri
Ibu Cici dan suami mendorong anaknya untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara verbal sehingga mereka dapat mengetahui apa yang dirasakan anaknya secara emosional. Mereka juga menjalin komunikasi yang baik dan intensif dengan guru dan staf di sekolah untuk memantau perkembangan anaknya dalam kegiatan di sekolah. Ia juga berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang untuk mengetahui lebih jauh upaya yang dapat dilakukan demi mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

“Kami memahami bahwa fase membangun hubungan baru merupakan sebuah keterampilan. Si Kecil dapat menguasainya dengan dukungan yang tepat, terutama dari keluarga. Melalui interaksi sosial secara tatap muka langsung, si Kecil mampu menumbuhkan rasa kepercayaan baru dan merasakan kenyamanan berada di lingkungan barunya. Dengan begitu, saya yakin si Kecil bisa tumbuh menjadi anak hebat yang pintar, berani, dan memiliki empati tinggi,” tutup Cici.

Penjelasan para narasumber membuatku belajar agar menjadi orang tua yang lebih peduli terhadap kebutuhan anak. aku ingin bersama-sama dengan suami menjalankan pola pengasuhan kolaboratif agar anakku tumbuh menjadi anak yang stabil secara sosial emosional dan cerdas. Terlebih kedepannya tantangan untuk generasi muda bangsa Indonesia pasti besar dan berat. Oleh sebab itu, ilmu dari dr. Irma, dr. Bernie dan pengalaman dari ibu-ibu yang lebih senior bisa diambil hikmahnya untuk  diterapkan dalam kehidupan pengasuhan agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang tak hanya pintar akademik tapi juga tangguh mentalitasnya, adaptif, berani, memiliki empati tinggi dan sehat fisiknya.

Danone SN Indonesia sebagai perusahaan ramah keluarga juga selalu mendukung perkembangan kesehatan ibu dan anak dengan menghadirkan berbagai produk bergizi melalui kegiatan riset dan pengembangan produk yang inovatif seperti SGM Eksplor, SGM Bunda, Lactamil, Bebelac, Nutrilon Royal, dan nutrisi medis khusus. Selain dengan produk bernutrisi, Danone SN Indonesia juga melakukan upaya mengatasi masalah kesehatan melalui berbagai kegiatan edukasi tentang pentingnya gizi dan kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah melalui Program Bicara Gizi, Program Pencegahan Stunting, Isi Piringku, Bunda Mengajar, dan Rumah Bunda Sehat.

Semoga bermanfaat, terima kasih.

#BicaraGizi2022 #HariKeluargaNasional2022

© Alfizza Murdiyono · Designed by Sahabat Hosting